Sejarah Desa Atananga
Tertulis/terdengar cerita daerah yang subur, tumbuhan yang menghijau di atas tanah yang datar ditumbuhi pohon dan semak yang masih lebat datanglah sekelompok masyarakat pekerja keras dari Kampung Perbatasan Wilayah Propinsi Sulawesi Utara Tengah dan Propinsi Sulawesi Selatan Tenggara, yakni masyarakat Kampung Sampalawa, Koroni dan Batu Pali yang dievakuasi oleh TNI Angkatan Darat pada tahun 1962 yang waktu tu terjadi pergolakan DI TII. Pada waktu itu Raja Bungku Abdul Hadie meminta kepada Pemerintah agar masyarakat yang bermukim di Kampung yang sangat terpencil tersebut agar segera dievakuasi ke Daerah Kerajaan Bungku. Setelah dievakuasi oleh TNI Angkatan Darat pada waktu itu, Raja Bungku meminta kepada masyarakat Desa Samarenda dan Desa Pebatae agar dibuatkan “PONDOK” yang tempatnya berada diantara Desa Samarenda dan Desa Pebatae, sehingga masyarakat tersebut dinamakan masyarakat “PONDO”. Raja Bungku menghimbau kepada seluruh masyarakatnya agar memberikan bantuan dan tidak melarang mengambil buah – buahan dan umbi – umbian seperti pisang, kelapa dan ubi kayu dalam rangka menunjang kelangsungan hidup mereka sehari – hari. Raja Bungku juga menghimbau kepada masyarakat Desa Pebatae, Karaupa, Samarenda dan Bahonsuai agar tidak melarang/membatasi masyarakat PONDO untuk melaksanakan aktivitasnya sehari – hari sebagai petani dan tidak membatasi untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan yang saat itu masih dalam kondisi hutan belantara.
Pada tahun 1965 masyarakat PONDO meminta kepada Pemerintah agar PONDO dibentuk satu pemerintahan/dijadikan satu Desa dan Pemerintah menyetujui permintaan tersebut, sehingga masyarakat PONDO melaksanakan pemilihan Kepala Desa. Pondo akhirnya berdiri sebagai satu desa yang memiliki Pemerintahan tersendii yang diakui keberadaannya yang disahkan oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat sekaligus perubahan/pergantian nama Pondo menjadi Desa Atananga sampai dengan sekarang. Konon cerita orang tua terdahulu bahwa nama Desa Atananga diambil dari nama Daun Atap Pondok yaitu Daun Nanga yang berasal dari kata Ata yang berarti Atap dan Nanga yang berarti Daun Nanga sehingga disebutlah desa tersebut dengan nama Desa Atananga.
Walhasil, cerita hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun dan seiring dengan perkembangan zaman, tibalah pada suatu saat Desa Atananga berkembang dan menjadi desa induk dari beberapa Unit Pemukiman Transmigrasi yang terdiri dari 3 (tiga) desa yaitu Unit 1 Limbo Makmur, Unit 2 Beringin Jaya dan Unit 6 Lambelu sebagi Unit Tambahan. Jumlah Kepala Keluarga pada waktu itu sebanyak 1.250 Kepala Keluarga yang didatangkan dari berbagai Daerah di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dari tahu 1982 sampai dengan tahun 1986. Dengan adanya transmigrasi, penduduk desa Atananga menyerahkan sebahagian besar lahan garapannya dan wilayah pemerintahannya sekitar ± 3,000 Hektar kepada Pemerintah untuk dijadikan lokasi penempatan/pemukiman transmigrasi dan APPDT. Sejak transmigrasi berada di Desa Atananga, penduduk desa dan transmigrasi bekerja sama untuk bercocok tanam dan saling bertukar pendapat dan pengalaman sehingga menjadi rukun dan damai sampai dengan saat ini.
Pada tahun 1986 Transmigrasi yang berada di wilayah Desa Atananga telah selesai masa pembinaannya, maka Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Transmigrasi menyerahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I (Propinsi Sulawesi Tengah) dan Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten Poso) untuk kemudian dijadikan satu Pemerintahan yaitu Pemerintahan Desa disetiap unit dan sekaligus mengadakan Pemilihan Kepala Desa masing – masing unit agar berdiri sebagai satu Pemerintahan Desa yang disahkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah. Demikianlah sejarah singkat Desa Atananga sejak berdirinya sampai dengan saat ini yang pada akhirnya Desa Atananga adalah Desa yang berani berkorban demi kemaslahatan sesama manusia, khususnya di wilayah Kecamatan Bumi Raya dan Kabupaten Morowali pada umumnya.
Secara kronologis beberapa tokoh yang pernah menjadi pemimpin (Kepala Desa) diantaranya :
NO
|
NAMA KEPALA DESA |
TAHUN MENJABAT |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. | SABANG. A RELI SA’PANG GAMPUNG RAHMAN BAYANUDIN, S.E (Penjabat Kades) NASRUDIN, S.Pd IDIN AHMADO, S.Sos RIDERMAN | 1965 s/d 1999 1999 s/d 2004 2004 s/d 2009 2009 s/d 2021 September s/d Nopember 2021 2021 s/d 2023 Januari s/d Agustus 2024 2024 s/d Sekarang |